23 Desember 2013

Kontingen Indonesia Gagal, Bubarkan Satlak Prima

Barusan setelah membaca berita online mengenai kegagalan Kontingan Indonesia di Sea Games Myanmar dengan hanya meraih peringkat ke 4, ada kabar kalau Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak PRIMA) diusulkan untuk dibubarkan. Saya mau tanya, sebenarnya apa bedanya Satlak Prima dengan KONI-KOI? Saya baca di website satlakprima ternyata hampir tidak ada bedanya visi-misi-tujuan dengan KONI pada umumnya. Apakah Satlak Prima itu menyandang "misi khusus"? Bukankah atletnya dari KONI semua? Inilah yang membuat Indonesia gagal total (gatot) berkiprah di dunia, bahkan di pentas Seagames saja harus mengandalkan untuk menjadi tuan rumah baru bisa juara umum. TUMPANG TINDIH KEPENTINGAN ANTAR ORGANISASI, itu biang keroknya.

Sampai sekarang saya benar-benar tidak jelas akan "satlak prima" ini. Ini maksudnya apa coba? KOPASUSNYA ATLET? Wuih gila, atlet aja punya kopasus, tapi kenyataannya kog pea di level Asia (hanya meraih sekitar 10 emas) apalagi di Olimpiade (1 emas sudah syukur setengah mati). Harusnya organisasi-organisasi macam begini dibubarkan saja, karena hanya dijadikan "mesin ATM" oleh oknum-oknum tertentu. Dananya bukan ke atlet, tapi ke "kantong". Kalau tidak, esok-esok akan berdiri lagi Satlak PrimE, yang bertugas mengawasi Satlak PrimA, wkwk. Kenapa sih tidak kasih KONI kepercayaan penuh, harus lewat pengawasan-pengawasan segala? Hmm, KPK, boleh di "endus" ini struktur Satlak Prima, kayaknya memang ada "misi khusus".

"Sebenarnya kegagalan Kontingen Indonesia kali ini sudah dapat diprediksikan sejak awal persiapan dan keberangkatan menuju Myanmar. Pasalnya persiapan Kontingen Indonesia menghadapi berbagai kendala. Mulai dari uang saku/honor atlet yang tersendat-sendat, pemenuhan peralatan latihan dan pertandingan tidak bisa terpenuhi dengan baik, program uji coba yang tertunda-tunda bahkan terpotong tidak sesuai program. Semua itu muncul karena belum jelasnya masalah pendanaan olahraga Indonesia terutama dalam persiapan menghadapi kegiatan multi event seperti SEA Games, Asian Games dan bahkan Olimpiade. Pemerintah belum bisa memberikan pendanaan yang memadai dan jelas. Pemerintah masih menganggap olahraga sebagai prioritas yang ke sekian dalam pembangunan bangsa. Sudah begitu kondisi iklim keolahragaan nasional juga tidak mendukung pembinaan prestasi. Ini berkaitan dengan adanya rebutan kepentingan antarlembaga yang bertanggung jawab dalam pembinaan olahraga di Tanah Air. Beberapa organisasi induk cabang olahraga (Pengurus Besar) terpecah belah. Kasus terakhir tentunya persaingan antara Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)."http://bit.ly/1fTLAZv
Jelas dana adalah nomor 1. Indonesia masih 1/2 hanya membidani olahraga. Mereka masih lebih fokus ke persoalan nyapres, nyagub, atau nyakot.

"Dari data yang dilansir situs resmi SEA Games 2013 hingga malam ini, Indonesia baru mengumpulkan 64 emas, sedangkan Thailand sudah 107. Jumlah itu pun meleset jauh dengan target Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang menginginkan 120 emas di SEA Games tahun ini. "Ini memalukan," ujar Anggota Komisi X DPR Zulfadhli mengenai tidak tercapainya target emas Indonesia di SEA Games 2013 ini. Tidak tercapainya target Indonesia menjadi juara umum SEA Games XXVII/2013 harus dievaluasi secara serius. Salah satu rekomendasi yang dikeluarkan DPR ialah membubarkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). "Setelah ini, Menpora harus langsung membubarkan Satlak Prima. Setelah itu, bentuk lagi lembaga yang lebih profesional untuk mengurusi pelatnas jangka panjang," kata Zulfadhli." http://bit.ly/1hyauyi
Nah liat, katanya mau dibentuk lembaga baru pengganti Satlak Prima. Baru saja komentar saya diatas bilang agar model-model pengawasan kayak Satlak Prima ini dihilangkan saja karena jelas "gatot". Sebaiknya diserahkan sepenuhnya saja ke KONI. Hihihi asem dech, rupanya dia mau membuat mesin ATM baru. Lumayan dananya kan gede tuh. hehe. Biasalah, menjelang pemilu. Ganti presiden ya ganti satlak.

Tidak ada komentar: