
Menang dengan skor telak 5-1 atas rival selevel, Malaysia, dan 6-0 atas Laos, serta 2-1 atas tim kuat Asean, Thailand adalah buktinya. Tapi bukan berarti timnas senior ini tanpa cacad. Meski dihuni oleh pemain-pemain usia menengah (bukan usia muda, seperti yang ramai2 diberitakan media, karena TERCATAT hanya 2 orang pemain <23 tahun, yaitu Irvan dan Octo), tapi jelas terlihat para pemain masih sering kehilangan bola dengan cepat.
Paling jelas terlihat saat melawan Thailand, yang diatas kertas memang ada perbedaan selevel permainan diatas kita. Octo dan Irvan yang menjadi bintang di 2 partai awal seolah mati kutu. Ini karena skill invididu memang jelas rendah dan belum matang. Buktinya, Octo dan Irvan langsung diganti dengan seniornya di pertengahan babak ke II karena tidak berkembang. Anehnya, media-media massa maupun TV nasional ramai-ramai memuji Octo dan Irvan. Inilah jeleknya kalau yang tukang komentator/penulis naskahnya orang awam.
Dibabak semifinal nanti, timnas akan menghadapi Filipina. Kedua laga dikabarkan akan dilangsungkan di Indonesia, karena Filipina tidak mempunyai stadion standar Internasional/minimal Asia. Suatu berkah bagi Indonesia, tapi tetap jangan takabur. Ingat, ada 7-8 pemain timnas Filipina adalah pemain naturalisasi Eropa. Menang 2-0 atas Vietnam dan 2-2 dengan Singapura sudah jadi bukti.
Kredit ++ saya berikan kepada pelatih Alfred Rield dan Asisten pelatih Wolfgang Pikal, yang sudah bersusah payah membangun tim ini sampai sehebat ini. Keberanian mencoret belasan pemain senior di era Bambang Pamungkas adalah bukti nyata, dimana para pemain di era itu dianggap hanya main ½ hati di timnas. Skill individunya juga dianggap sudah mentok dan pas-pasan di level Asean.
So, kita lihat nanti aksi timnas di babak semifinal. Harusnya sih bisa nembus final dan menghadapi Vietnam yang juga diperkirakan akan menang atas Malaysia. Buat Irvan dan Octo, terus belajar agar level skill permainan makin berkembang. Buat Nurdin, jangan lupa janjimu untuk turun apabila Indonesia gagal menjadi JUARA (bukan finalis)! Good Luck!
1 komentar:
saya juga sekarang-sekarang jadi optimis ngeliat perkembangan tim indonesia di ajang kompetesi ini, bukan hal yang tidak mungkin klo tim indonesia bakalan membawa piala AFF klo maenya kaya gini terus. go.go.go indoneisa :D
Posting Komentar