
Disini kita melihat, apakah efektif menggunakan “tentara bayaran” demi hasil sekejap? Mungkin dari negara-negara kaya tidak masalah. Tapi apakah efektif dalam pembinaan peningkatan kualitas pemain lokalnya? Tidak perlu jauh-jauh, di Indonesia saja setiap klub Super Liga bisa memainkan 5 pemain asing sekaligus. Dari ke 5 pemain asing itu, umumnya 2-3 orang berposisi sebagai striker atau second striker. Sisanya gelandang atau bek.
Hasilnya? Pemain lokal hanya ”disuruh” menjaga gawang, sementara para pemain asing yang akan mencetak gol. Betul? Hasilnya merambat ke timnas, dengan minimnya pemain yang berposisi striker dengan kualitas mumpuni (standar kali ya). Kebijakan 5 pemain asing disanggah PSSI dengan alasan untuk meningkatkan kualitas Liga. Alasan yang tidak masuk akal. Akankah suporter fanatik meninggalkan klubnya hanya karena klubnya tidak ada pemain asing?
Satu-satunya alasan mengapa kebijakan 5 pemain asing dilakukan PSSI adalah FEE. Fee untuk PSSI dari setiap pemain asing yang masuk kabarnya cukup besar. Bahkan ada jatah sekian persen dari nilai kontrak yang harus disetor buat petinggi-petinggi PSSI.
Timnas Indonesia juga berniat untuk menambah 3-5 orang ”tentara bayaran” yang akan dinaturalisasi. Mungkin terobsesi dengan timnas Philipina yang ”tentara bayaran”nya sampai 9 orang. Terus, apakah pantas mereka disebut perwakilan negara? Kalau menggunakan jasa ”tentara bayaran” seperti itu, kenapa harus susah-susah melakukan pembibitan lagi di usia dini? Toh setelah mereka dewasa juga egk akan kepake di timnas.
6 komentar:
Kalo misalkan iya, ko serem amat.. haha...
tukeran follow yu kaka.
wah... emang bener tuh, akan ada stagnasi bibit2 unggul..
apa arti juara kalo gitu? tak membanggakan...
~ dy ~
jangan nanti malah yang ada perang-perangan :)
Astagfirullah... Saya baru tahu, HIks, tiada lagi kebanggaan deh kalau gitu :((
Btw, maaf baru singgah, dah jarang ngeblog sekarang*
penggunaan pemain asing hanya bersifat sementara. kalo mau permanen ya itu tadi, pembibitan dari usia 10-15 tahun, semenjak dari SSB..
mending cari yg kayak irfan. masih ada darah indonesianya..
Posting Komentar