
12 golongan pelanggan tarif khusus
Rumah tangga R-1/TR daya 1.300 VA.
Rumah tangga R-1/TR daya 2.200 VA.
Rumah tangga R-2/TR daya 3.500-5.500 VA.
Rumah tangga R-3/TR daya 6.600 VA ke atas.
Bisnis B-2/TR daya 6.600 VA-200 kVA.
Bisnis B-3/TM daya di atas 200 kVA.
Industri I-3/TM daya di atas 200 kVA.
Industri I-4/TT daya di atas 30.000 kVA.
Kantor pemerintahan P-1/TR daya 6.600 VA-200 kVA.
Kantor pemerintahan P-2/TM daya di atas 200 kVA.
Penerangan jalan umum P3/TR.
Layanan khusus TR/TM/TT
Saya selama ini bingung kenapa golongan Rumah Tangga (RT) dengan Bisnis selalu dibedakan pemerintah? Pantas banyak orang menganggap bahwa jika telah bekerja sendiri (wirausaha) itu artinya sudah kaya dan makmur. Padahal banyak orang kantoran (golongan rumah tangga) yang gajinya lebih besar daripada wirausaha. Mereka yang bekerja di bank dan perusahaan besar lebih besar gajinya daripada wirausaha toko kelontong, rumah makan, warnet, penjahit, penjual bakso keliling, dsb.
Belum lagi kenapa listrik untuk tempat ibadah dimurahkan? Pemerintah lupa berkaca bahwa selain agama I, semua sangat royal. Lihat agama lain yang zaman sekarang kebanyakan beribadah dengan menyewa ruko atau hotel mewah. Atau yang bangunan nya penuh warna warni dengan hiasan naga diatasnya? Itu semua layak untuk diambil tarif normal. Ini sama kayak harga bensin BBM, subsidinya hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja; meski alasannya adalah sudah 'kebijakan'.
Sebaiknya pemerintah mulai menyamaratakan harga TDL. Bahkan untuk golongan 450 dan 900 Watt saja jangan dianggap mereka benar-benar miskin; mereka bahkan mampu membeli rokok sebungkus yang harganya 10 ribu per bungkus. Kembali lagi ini sama kayak BBM, tidak tepat sasaran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar