23 Mei 2013

PIALA SUDIRMAN 2013 : Indonesia Gagal ke Semifinal

Indonesia memang kalah secara terhormat atas China di babak perempat final. Namun, kekalahan ini membuat tim Merah-Putih, julukan Indonesia, mencatatkan pencapaian terburuknya selama tampil di ajang Piala Sudirman sejak 1989. Tersingkir di perempat final membuat Indonesia untuk kali pertama gagal lolos ke semifinal Piala Sudirman.

Perjuangan Merah-Putih, julukan Indonesia, di Piala Sudirman 2013 harus berakhir secara prematur. Setelah sempat memimpin lebih dulu, Indonesia harus kembali mengakui kedigdayaan China setelah pada partai penentuan ganda putri, Liliyana Natsir/Nitya Krishinda Maheswari, kalah secara straight game, 12-21, 19-21, dari pasangan China, Wang Xiaoli/Yu Yang di Stadion Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Kamis (23/5/2013) sore WIB.

Kekalahan Liliyana/Nitya ini membuat Indonesia kalah 2-3 atas China. Dengan demikian langkah Indonesia di turnamen kali ini hanya sampai babak delapan besar. Faktanya, dalam sejarah turnamen beregu yang pertama kali dihelat di tahun 1989 itu, baru kali ini Indonesia tak mampu ke babak semifinal.

Dari 12 edisi sebelumnya, Indonesia menjadi juara, satu kali di edisi pertama (ketika dihelat di Jakarta), lalu enam kali menjadi runner-up. Sisanya, sebanyak lima kali,Indonesia selalu berakhir di babak semifinal.

Hasil Indonesia di Piala Sudirman

1989 – Juara
1991 – Runner-up
1993 – Runner-up
1995 – Runner-up
1997 – Peringkat keempat
1999 – Peringkat ketiga
2001 – Runner-up
2003 – Peringkat ketiga
2005 – Runner-up
2007 – Runner-up
2009 – Peringkat ketiga
2011 – Peringkat ketiga
2013 – Perempatfinal

Inilah susunan skuad Indonesia untuk Piala Sudirman 2013

Men Single :
1. Tommy Sugiarto (Jakarta, 31 Mei 1988)
2. Dionysius Hayom Rumbaka (Jogyakarta, 22 Oktober 1988)

Women Single :
1. Lindaweni Fanetri (Jakarta, 18 Januari 1989)
2. Aprilia Yuswandari (Yogyakarta , 24 April 1990)
3. Bellatrix Manuputty (11 Oktober 1988)

Mens Double :
1. Angga Pratama (5 Desember 1991)
2. Rian Agung Saputra (Jawa Tengah, 25 Juni 1990)
3. Muhammad Ahsan (Sumatera Selatan, 9 Juli 1987)
4. Hendra Setiawan (Jawa Tengah, 24 Agustus 1984)

Womens Double :
1. Nitya Krishinda Maheswari (Jawa Timur, 16 Desember 1988)
2. Greysia Polii (Jakarta, 11 Agustus 1987)
3. Tiara Rosalia Nuraidah (Jawa Barat, 27 Juni 1993)
4. Gebby Ristiyani Imawan (Banten, 6 Maret 1992)
5. Meiliana Jauhari (Jakarta, 7 Mei 1984)

Mix Double :
1. Lilyana Natsir (Sulawesi Utara, 9 September 1985)
2. Tontowi Ahmad (Jawa Tengah, 18 Juli 1987)
3. Muhammad Rijal (Banten, 25 Mei 1986)
4. Debby Susanto (Sumatera Selatan, 5 Maret 1989)
5. Fran Kurniawan Teng (Sumatera Selatan, 1 April 1985)

Indonesia sebenarnya boleh dianggap "sial" saja ketemu tim China 2x. Sebelumnya di babak penyisihan sudah ketemu dan dihajar 5-0, dan entah mengapa saat dilakukan pengundian lagi, ketemu China lagi. Andai saja ketemu Korea Selatan, atau Malaysia, setidaknya chance menangnya bisa lebih besar. Meski kalah, tetapi setidaknya pengalaman bertanding dan atmosfer di Piala Sudirman 2013 ini sangat membantu para pemain yang turun di ajang Piala Sudirman kali ini, karena rata-rata merupakan wajah baru dan usia yang masih belia (dibawah 25 tahun). Inilah program manajer timnas bulutangkis Indonesia sekarang, Rexy mainaky, yang ingin melakukan penyegaran di tubuh tim bulutangkis Indonesia, yang selama ini selalu dihiasi oleh muka-muka lama yang prestasinya tidak pernah bagus. Meski begitu, beberapa pemain senior yang berprestasi tetap dipanggil untuk melengkapi skuad yang ada.

Sumber 
berita : http://www.solopos.com
skuad : http://www.bulutangkis.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebenarnya kalau mau dilihat dari segi umur, mereka itu bukan lagi tergolong kategori pemain MUDA, tetapi sudah masuk kategori pemain MATANG, dimana kalau di negeri Tiongkok sendiri, umur segitu (22-25 tahun) seharusnya sudah mencapai puncak kejayaan prestasi, seperti pernah menjuarai beberapa turnamen berkelas, dan peringkat dunia WBF minimal 10 besar.

Sayang sekali kalau di Indonesia umur segitu (22-25 tahun) masih dikategorikan pemain junior. Pantas Indonesia selalu kalah selangkah dibanding TIONGKOK! Lihat saja korea selatan sudah meniru gaya pembinaan Tiongkok, hasilnya mereka tim ke 2 terkuat di dunia, Indonesia sudah tim ke 4 dunia, dibawah negeri tetangga, MALAYSIA.

Bahkan kita tidak punya maskot di tunggal (classic), seperti sekelas Taufik Hidayat lagi. Itu karena pembinaan yang terlambat, umur 17-18 tahun baru disuruh "sekolah" bulutangkis. Kalau umur segitu baru mau sekolah, lalu umur berapa bisa berprestasi? Lihat di Negeri Tiongkok, mereka punya jenjang umur dari 6 tahun hingga 18 tahun, dan di umur 20 sudah harus masuk pelatnas, kalau gagal, ya dipulangkan ke kampung, jadi petani deh.

Artinya pada umur 20 tahun diharapkan sudah bisa berbicara banyak di dunia, bukan baru mau belajar lagi, cari pengalaman lagi, zzz, sudah telat x.

Memang masih mending Indonesia, umur 22-25 tahun dianggap junior, kalau di AS, atau di negara2 eropa, lebih payah lagi, umur 30 tahun pun itu baru dianggap puncak kejayaan, dan pensiun rata-rata umur 36-40 layaknya seorang pesepakbola.

Ingat, USIA KEEMASAN ATLET BULUTANGKIS ITU UMUR 22-27, LEBIH DARI ITU, SUDAH BISA PENSIUN, MAKSIMAL 30 SUDAH GANTUNG RAKET (kembali ke teknik pembinaan Tiongkok. Berbanding terbalik dengan Indonesia, usia keemasan pada umur 27-33 tahun, apakah tidak terlalu terlambat?

Anonim mengatakan...

masih engga percaya? lihat pemain tunggal/single wanita kita, 1. Lindaweni Fanetri (kelahiran Jakarta, 18 Januari 1989), prestasinya apa? Itu sudah umur 24 tahun loh, preringkat 15 dunia.

Banding dengan punyanya Tiongkok, atas nama Li Xuerui (kelahiran January 24, 1991 in Chongqing), umur 22 tahun, prestasinya sudah juara 1 WBF dengan beberapa tropy di turnamen kelas 1.