![]() |
Sumber berita pada http://nasional.kompas.com/read/2010/05/19/15152728/ |
Awalnya dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS. Jadi seperti dipimpong tanpa diberi kepastian. Para petinggi PBSI pada waktu itupun kelihatan pasif tanpa memberi bantuan. Sekarang Pak Tong telah menjadi pelatih di tim bulu tangkis China setelah diangkat oleh pelatih kepala tim China, Li Yongbo, dan ia telah menelorkan beberapa pemain dunia seperti Lin Ying/Wu Dixi dan Li Lingwei. Dia juga terlihat mendampingi tunggal putra nomor satu China, Lin Dan di ajang piala Thomas lalu. Sekarang kehidupan pak Tong sangat sejahtera karena ia telah mendapat jaminan, seperti rumah, kendaraan, dan jaminan hidup hingga seumur hidup anaknya!
Itulah Indonesia, yang tidak bisa menghargai jasa orang. Maaf ya, saya sebagai orang Indonesia cukup sedih membaca cerita diatas. Jangan sekali-kali kita mendiskriminasi warga keturunan, karena mereka juga telah berjasa bagi negara kita. Yang seharusnya tuh orang-orang kita yang korupsi yang harus di buang jauh-jauh. Kenapa pemerintah tidak memperhatikan kasus ini? Coba tengok prestasi bulutangkis kita sekarang kayak apa, yang ada cuma omong kosong doang dari para petinggi PBSI. Prestasi yang terus menorot dari tahun ke tahun sudah menjadi bukti. Ya, mungkin dulu kita adalah raja bulu tangkis yang mempunyai banyak atlet dan pelatih berkualitas, jadi di tendang satu per satu, rasanya tidak masalah.
1 komentar:
bener om
yang buruk2 di simpan
yang baik2 di buang.
sungguh aneh
Posting Komentar