
Dari awal pertandingan, jelas timnas Indonesia sudah kelihatan dikerjai oleh tim tuan rumah. Pertandingan baru berjalan 3 menit, Kiper Syamsidar sudah diganjar Kartu Merah tanpa pelanggaran yang berarti. Setelah itu, terjadi sampai 4 kali penalti yang diberikan wasit kepada tuan rumah. Sama seperti kartu merah yang dikeluarkan pertama, 4 penalti ini pun sebenarnya tanpa ada pelanggaran yang serius, dimana pada tayangan terlihat bahwa pemain Bahrain sering melakukan "diving" untuk berpura-pura agar menarik perhatian wasit.
Hasilnya, dibabak pertama sudah bobol enam gol dan di babak ke dua empat gol lagi bersarang. Terlepas dari hasil Iran dan Qatar sendiri yang bermain draw 2-2, artinya Bahrain sendiri tidak lolos ke babak II kualifikasi PPD 2014 Zona Asia, namun bukan berarti selayaknya juga timnas Indonesia dibantai 10-0 yang artinya sudah memecahkan rekor kebobolan terbanyak sepanjang sejarah timnas Indonesia ada sejak 1928 sewaktu masih menjadi bagian dari negara Hindia Belanda! Kekalahan terbesar sebelumnya pada waktu pertandingan persahabatan antara Indonesia melawan Denmark pada tahun 1974 di Kopenhagen dengan skor 9-0.
Hal ini, saya sebagai pemerhati sepakbola, sejak awal melihat ada yang tidak beres, sebagaimana yang terposting pada edisi 25 Februari 2012, dari awal pengiriman ke 18 pemain untuk bertanding melawan Bahrain, sepertinya sudah diatur, dimana para pemain rata-rata tidak punya jam terbang untuk level caps timnas senior. Hal ini juga justru mau saya pertanyakan kepada ketua PSSI Bapak Djohar Arifin yang mengatakan bahwa skuad yang akan dikirimkan nanti adalah "pemain terbaik". Saat bermain di Bahrain sendiri juga, timnas Indonesia seperti dikerjai oleh wasit dari banyaknya keputusan yang kontrovesial, terlepas dari penampilan pemain Indonesia sendiri yang menurut pengamatan saya juga "sengaja mengalah". Jadi lengkaplah, tusukan dari depan dan belakang.
Sebaiknya bung Djohar Arifin mundur saja sebagai ketua PSSI! Sampai sekarang, dualisme kompetisi tak kunjung selesai, antara LPI dan IPL. Ujung-ujungnya, gengsi memakai pemain dari IPL. Inilah era baru timnas dari kompetisi resmi Indonesia, LPI. Lebih baik era Nurdin, busuk-busuk, si Nurdin tak pernah bikin malu begini. Kompetisi juga, sempat mencapai tingkatan tertinggi dengan format satu wilayahnya. Keputusan untuk mengirimkan pemain muda untuk mencari pengalaman, hanya membawa pulang malu saja.
Kesimpulan saya, "Harga diri Bangsa ini Sudah dijual"...
Berikut cuplikan video yang diambil dari Youtube mengenai 10 gol yang paling memalukan sepanjang sejarah ini. Terlihat bagaimana mudahnya Bahrain menggelontorkan gol demi gol ke gawang Indonesia yang sudah dianggap seperti karung goni.
16 komentar:
Harap-harap dapat pengalaman bertanding bagi seluruh pemain mudanya, malah dapat MALU dicemooh seluruh suporter Indonesia. 2 hal yang pantas masuk guiness book record :
1. Kiper tercepat yang mendapatkan kartu merah (syamsidar, menit ke 3')
2. Penalty terbanyak yang pernah terjadi dalam satu pertandingan resmi (bukan friendy macth)
Hmmm.. Negara ku yang kucinta. Salam
pssi sekarang bukannya memajukan sepakbola indonesia, malah menghancurkan
xixixi indonesia itu apa yang tidak kena sogok.. emalukan sekali ya sob
jadi emosi nonton bola semalam...dengan keadaan begini, masih juga gak mikir para pengurus PSSI..
tidak cuma saya aja yang menduga ada permainan ini, banyak juga komentar yang masuk di situs goal atau detik dot com yang banyak mengundang tanda tanya, ada apa sebenarnya dengan skuad yang dikirimkan ini?
apakah sebagai sebuah "tumbal" saja?
sungguh malang nasib pemain muda ini, bukannya mendapat pengalaman, malah malu yang didapat. terutama kiper kedua yang kebobolan 10 gol. pasti trauma dia.
wadddduuuhhhh gmn nih TIMNAS di bantai bahrain 10-0 gimana kerja PSSI sekarang,,,,,,,,,
kata orang sunda kagok ue salosinkeun,,,,,,,,,, hahahahahahaha
maluuuu >_<
smalem nonton bentar eh udah 3-0
paginya baca yahoo eh 10-0
@ chartini : Terima kasih infonya. Saya akan coba ikut.
Saya paling ga suka liat PSSI maen, nyakitrin hati bikin marah, uda dbayar mahal maennya msh ky gt...mending nonton film
sungguh menyedihkan
aku jennuh ahhh bahas bola. . . bikin emosi ndak da hasil yang berarti. . . bubarin aja lah
HAH??? "DISOGOK" gan?? ckckckck... Memprihatinkan, lebih baik kalah 10-0, tapi emang nggak disogok, daripada ini.. Payah
Daripada emosi, yuk nonton film aja. :)
Kasus ini sebenarnya mirip kejadian "Sepak Bola Gajah" tahun 1997 waktu Mursyid Effendy menceploskan bola ke gawang sendiri di menit ke 90' saat kedudukan Indonesia vs Thailand 2-2. Tujuannya agar terhindar dari tuan rumah Vietnam di babak semifinal.
Gara2 itu, Mursyid Effendy dihukum FIFA larangan bertanding SEUMUR HIDUP diseluruh ajang kompetisi Internasional, karena telah mencederai asas sportivitas dalam olahraga.
oh ini toh yang membuat kakakku kecewa, marah-marah pas nonton sepakbola kemarin itu, hmm.... *manggut-manggut
Posting Komentar