05 Juli 2010

Klub Sepak Bola Masih Netek Dana APBD, Bubar Saja!

Memang benar-benar ironi! Disaat jutaan masyarakat miskin masih banyak di Indonesia, belasan bahkan puluhan klub sepak bola di Indonesia masih bergantung dari dana APBD untuk mengarungi kompetisi Indonesia Super league (ISL). Bandrol yang diusulkan tak tanggung-tanggung, ada yang sampai puluhan milyar rupiah untuk membayar gaji pelatih, pemain lokal dan asing, serta biaya perjalanan tim nantinya.

Mau lihat contoh, lihat tim Persisam (berita dari id.yahoo.com edisi 5 Juli 2010) jelas masih bergantung pada aliran dana ”Panas” tersebut untuk menjalani kompetisi ISL 2010 nanti. Padahal, sudah banyak kepala daerah yang ditahan, bahkan sampai ada yang masuk penjara gara-gara aliran dana APBD tersebut diberikan secara ”Cuma-Cuma” dengan alasan hibah. Contoh kasus seperti yang terjadi di Manado, dimana walikota nya dipenjarakan gara-gara kasus dana tim sepak bola Persma yang bermasalah.

Padahal, dana sebesar puluhan milyar, apabila dibagi rata ke semua cabor olahraga, lebih bagus, dimana pesta olah raga seperti SEA GAMES atau ASIAN GAMES bahkan OLIMPIADE mempertandingkan ratusan medali dari puluhan cabor yang ada. Sepak bola, hanya 1 medali saja! Tak lebih. Terus, ngapain pemerintah harus menghabiskan puluhan milyar dana APBD nya hanya untuk membiayai prestasi sekelas tim yang disebutkan diatas? Paling banter hanya finis di papan tengah. Masuk piala Cahampion Asia? Mimpi! Menjadi juara? Tunggu matahari terbit dari barat!

Terus, mengapa pemerintah daerah masih saja mempertahankan eksistensi klub-klub lokal daerahnya dengan alasan sudah menjadi olahraga rakyat? Mengapa tak mencontohi beberapa klub sepak bola lain (masih di Indonesia) yang sudah mencari investor swasta untuk membiayai, meski dengan konsekuensi SELURUH LOGO PEMDA DI KOSTUM HILANG?

Apakah memang benar tak ada investor yang sanggup mengelontorkan dana nya? Mengapa juga masih diperlukan pemain asing, bahkan sampai berjumlah 5, dan di musim depan digadang-gadang akan menjadi 5+1, sementara para pemain lokal tampil laiknya seorang pemain cadangan/pemungut bola di negerinya sendiri? Apakah kebijakan PSSI ini menguntungkan kemajuan industri sepakbola di Indonesia, ATAU HANYA MENGUNTUNGKAN KANTONG MASING-MASING?



Jawaban semuanya, karena di negeri ini, KORUPSI DITEMPAT BASAH masih menjadi lapangan pekerjaan yang paling diminati. Makanya semua Pemerintah daerah masing-masing enggan untuk membubarkan klub nya, dan tak mau melepas klub ke swasta, karena jika klub bubar/dilepas, maka UANG SAKU tambahan selain gaji PNS dari mana? Begitupun dengan PSSI, enggan menurunkan/menghilangkan pemain asing yang berlaga di tanah air.

Alasan klasiknya tahu? Katanya biar kompetisi makin seru, dan transfer ilmu ke pemain lokal menjadi lebih cepat yang bagus. Hasilnya, malah pemain lokal menjadi TAMBAH BODOH. Mungkin agak kasar, tapi itu yang saya lihat. Prestasi Indonesia di dunia tak ada kemajuan, bahkan kemunduran. Lihat saja, kita sudah tertinggal dari Singapura dan Vietnam. Bahkan, kita sudah bisa ditahan seri oleh tim sekelas Laos dan Kamboja. Ini yang namanya kita tambah Hebat? Sebabnya apa? Karena pemain lokal jarang menjadi pemain inti. Lihat daftar top skor liga, siapa yang pimpin? Berapa banyak pemain lokal bisa masuk 10 besar?

Kebanyakan pemain lokal hanya ditempatkan di sektor kiper, bek dan gelandang bertahan. Alasannya, tanya ke pelatihnya. Tapi saya dapat sedikit bocoran, karena hanya di ketiga sektor itulah yang paling tak diperlukan banyak skill (drible, shotting, passing, umpan) dalam mengolah bola. Betul? Mana bisa berkembang timnas Indonesia? Masuk Piala Dunia hanya lewat jatah tuan rumah. Wong stadion saja hanya ada tiga yang berstandar ASIA (Mungkin sudah turun standar ke Level Asia Tenggara), bukan INTERNASIONAL. Mau dibantai 10-0? Atau mungkin pakai pelatih BENDOL kali yah, soalnya dia kan memang jagonya bertahan...

Ada tambahan atau sanggahan dari pembaca lain? Yo wes monggo, semuanya bukan untuk saling mencaci maki/membuka borok, tapi demi kemajuan PSSI + TIMNAS INDONESIA. Masa kita di Piala Dunia dukung Negara lain?

6 komentar:

Narzis Blog mengatakan...

Jiaaah..ternyata korupsi masih membooming.
Parah deh, mau dikemanain negara ini :(

Masda mengatakan...

Permisi mas, mau numpang nyanyi... "sambung-menyambung menjadi satu, itulah Indonesia...." hehe... Kunjungan malem mas...

Herman mengatakan...

kunjungan malam diterima...
amankan pak...>.<

Anazkia mengatakan...

Garuk2 kepala, saya sama sekali nggak tahu bola dan nggak mengikuti perkembangannya. Tapi, emmbaca ini jadi tahu. Maaf kalau nggak bisa share.

hendro-prayitno mengatakan...

juga tuh yang katanya pemain ga di bayar..kasihan padahal sudah berjuang untuk daerahnya

Herman mengatakan...

@ mbak Anazkia: gpp mbak..thx sudah mau kesini :)
@ hendro-prayitno: ya..gaji pemain ada yang tak dibayar gara2 Klub kehabisan dana. alasannya karena hanya pake dana APBD, jadi harus nunggu prosedur yg panjang dulu baru bisa cair T_T