Awal masuk kuliah, pasti tidak mengenakkan bagi mahasiswa baru. Bukan apa-apa, istilah OSPEK atau bismaba, yang identik dengan perpeloncoan atau kekerasan masih menjadi hal yang menakutkan bagi mereka. Padahal, mereka masuk Universitas/fakultas untuk kuliah, bukan untuk dijadikan “sansak” oleh senior-seniornya.
Menurut saya, hal ini tidak bisa dibiarkan lagi. Di daerah-daerah lain, banyak pihak Universitas/fakultas sudah meniadakan kegiatan ospek ini, dan diganti dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Tapi, beberapa juga belum, dan masih terus melaksanakan kegiatan ospek ini.
Kegiatan ospek atau bismaba, pada intinya adalah sebagai bentuk pengenalan mahasiswa baru dalam lingkungan barunya, yaitu kampus. Didalamnya sudah termasuk pengenalan terhadap dosen pengajar, ruang perkuliahan, fasilitas penunjang, organisasi-organisasi penyaluran minat/bakat, dan tentunya pengenalan sesama mahasiawa baru (junior) dengan mahasiswa lama (senior).
Tapi, beberapa kegiatan yang berupa pengenalan terhadap kampus itu kadang-kadang sudah terjadi diluar batas dan condong kearah kekerasan, BAIK FISIK MAUPUN MENTAL. Hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya dosen pengawas kegiatan ospek tersebut, sehingga para mahasiswa senior merasa berhak/berwenang untuk memberikan “pengajaran/materi kuliah” menurut versi mereka sendiri.
Meski semenjak tahun 2007, yang boleh dikata kekerasan dalam kegiatan ospek sudah berkurang banyak, tapi saya rasa tetap harus dihilangkan. Meski kekerasan seperti pemukulan terhadap mahasiswa, sudah tidak ada lagi, tetapi malah diganti dengan perintah/suruhan untuk melakukan sesuatu gerakan, seperti sip-up/push-up, lari, skot jump, merayap, dll yang diluar batas. Ini bukan latihan tentara bos! Tahu egk akibat paling fatal diatas apa?
Demikian juga dengan kekerasan mental masih kerap terjadi. Untuk mendidik mental seseorang agar menjadi kuat, bukan berarti harus dimarah-marah atau dibentak-bentak. Itu sama saja dengan bukan dianggap manusia. Coba situ dimarah-marahi dan dibentak-bentak setiap hari, mau egk? Akan lebih baik jika dilakukan pendekatan psikologis dan pemberian seminar motivasi dalam pengembangan mental mahasiswa.
Pada umumnya mahasiswa senior melakukan hal diatas guna membalas perlakuan yang dulu didapatnya sewaktu menjadi mahasiswa baru. Jika kegiatan seperti ini terus terulang, kapan berhentinya? Nantinya akan menjadi siklus yang berulang tiada akhir.
Selain itu juga dengan melakukan “shock therapy” kepada juniornya, mahasiswa senior merasa akan lebih ditakuti dan akan lebih dihormati saat berada dikampus maupun diluar kampus. Padahal cara pandang seperti ini salah. Jika mau dihormati, berbuat baik dan bersahabatlah dengan junior anda. Dengan demikian, anda akan memiliki image baik dimata mereka. Dan jika suatu saat anda ada masalah, mereka pasti akan mau membantu anda.
Harapan saya semoga kegiatan Ospek atau apapun nama lainnya sebaiknya dihilangkan. Kegiatan pengenalan kampus kepada mahasiswa baru sebaiknya diganti dengan penyaluran minat dan bakat, lomba-lomba, games, dll, yang nantinya akan membuat mahasiswa baru merasa betah dan nyaman untuk tinggal dilingkungan barunya, yaitu kampus.
1 komentar:
Bener banget tuh. Kuliah itu untuk cari ilmu, bukan cari masalah. Adakan OSPEk yang sehat,bermanfaat dan berisi ilmu. Bukan OSpek yang berisi pelecehan, penurunan harga diri, dan mempermalukan. Ingat, siksa di hari kiamat amat dahsyat....
Posting Komentar