Lanjut tulisan saya sebelumnya… Setelah melihat hasil ujian saya, hasilnya sih lumayan ^^. Cuma koq rasanya perjuangan mati-matian saya dianggap sama dengan perjuangan pas-pasan teman-teman saya yang lain (menurut saya yah, haha). Saya menduga ada "money practice" nilai di kampus saya.
Waktu kita terima hasil (sama-sama teman sekelas juga), kami saling membanding-bandingkan/melihat nilai satu sama lain. Nah, saat saya melihat beberapa teman saya (terutama yang cewek2), koq hasilnya sama bahkan beberapa mata kuliah lebih tinggi dibanding nilai saya. Eits, sekali lagi jangan salah paham, bukannya iri neh, haha…
Saya merasa “dicurangi”, wong orang berjuang mati-matian koq, saya kuliah sambil kerja sampingan di net. Waktu saya habis disana, tapi saya merasa bangga. Memang sih banyak faktor penentu nilai, mulai dari nilai tugas, nilai ujian mid, nilai ujian semester, kehadiran, sampai “kedekatan” dengan dosen pengajar juga berpengaruh. Bahkan, saat akan ujian akhir semester muncul istilah “POSISI MENENTUKAN PRESTASI” (silahkan diartikan sendiri yah pembaca).
Tapi, yang paling parah, ada juga dosen yang malah melihat FACE seseorang sebagai bahan pertimbangan nilai. Menurut saya, yah kalo mau melamar kerja di bank atau tempat2 umum sih egk apalah kalo “face” jadi nilai utama. Khan tempat umum, masa mo pasang tampang standar saat melayani konsumen? Haha…mana bisa dapat omzet.
Tapi ini khan dunia perkuliahan bosss. Kalo ditempat menimba ilmu inipun sudah dikotori politik dan praktik KKN seperti ini mau jadi apa generasi muda? Mau jadi “LULUSAN BAYAR”, atau LULUSAN AKADEMI KECANTIKAN? Profesionallah sedikit. Kalo mo dicap “dosen baik-baik” bukan gini caranya. Bukan berarti mahasiswa cantik dikasih A, dan kalo “standar” dikasih B atau C. Ini sama saja Like or dislike (suka atau tidak suka). Bah. Dosen mental jeblok tuh? Setuju egk pembaca?
Hal inipun sudah terjadi lama. Bukan barusan. Cuma frekuensinya aja kayaknya lebih banyak. Tapi mo gimana lagi, inilah hidup. Penuh perjuangan dan kecurangan. Kalo egk kuat tahan seleksi alam yah mati. Semoga hal ini tidak terulang kembali dikemudian hari.
NB: Tulisan saya bukan mau menyudutkan orang lain yang nilai tinggi lho (karena iri), tapi yah seperti itulah kenyataannya (sekali lagi menurut saya). Begitupun dengan dosen-dosen pengajar saya, tidak semuanya, hanya segelintir saja, dan menurut saya masih banyak dosen yang benar-benar bijaksana dalam pengajar, dan SAYA SALUT ITU!
1 komentar:
Belajar yang rajin,
Kalo perlu, makan - mkan dengan dosen penguji sebelum sidang akhir.
Saya bagi pengalaman dulu waktu sebelum skripsi.
Makan2 dengan dosen penguji sebelum sidang, selese sidang...AMAN
Posting Komentar