Metode penipuannya ada bermacam-macam. Misalnya anda akan diminta untuk melakukan pembelian tiket kepada perusahaan/agen tertentu yang sudah ditunjuk, karena mereka merupakan mitra dari perusahaan besar yang dimaksud. Nah saat melakukan pembeliannya, anda akan diminta untuk melakukan transfer sejumlah dana yang akan dipergunakan untuk biaya tiket tersebut. Dan selanjutnya, bisa anda pikirkan sendiri apa selanjutnya? Uang raib, tiket tidak ada, dan tentu, nomor HP tersebut segera tidak aktif, hilang bagai ditelan bumi.
Ada juga model "calo", dimana anda akan dijanjikan untuk bisa masuk mulus ke perusahaan besar yang dimaksud, asalkan setor sejumlah uang ke rekening tertentu. Pelakunya juga bahkan berani bertatap muka dengan anda (kenapa takut, hehe). Sampai saat anda menyetor uang yang diminta (tidak perlu jutaan, ratusan ribu aja sebagai biaya berkas kayak siswa masuk sekolah), orang ybs akan segera hilang juga bagai ditelan bumi.
Beberapa cara pencegahan kena tipunya (kayak dokter aja) :
1. Pastikan bahwa anda sebelumnya pernah melamar/mengirim aplikasi berkas baik lewat pos atau lewat email ke perusahaan yang dimaksud.
2. Pastikan nomor HP tersebut adalah milik/berasal dari perusahaan yang dimaksud, minimal pegawai HRD nya. Biasanya sih mereka akan confirm anda lewat telepon langsung kalo serius, atau bahkan lewat surat pos.
3. Cek di internet lewat google maupun website resmi perusahaannya, apakah memang betul perusahaan yang dimaksud sedang membuka lowongan pekerjaan.
4. Jangan pernah mengirim uang pada orang yang tidak anda kenal. Satu kata yang harus anda camkan, perusahaan manapun tidak akan pernah meminta uang dari calon pegawainya (kalo PNS lain lagi itu ceritanya) untuk ongkos makan/minum, biaya berkas, biaya registrasi, tiket pesawat, ongkos seleksi, atau apalah namanya. Logikanya, mana ada orang mau minta kerja tapi malah dimintai uang?
Oke itu saja share dari aku yang sering menerima sms model ginian. Jangan sampai karena tergiur mau cepat kerja, atau karena ingin kerja di perusahaan besar dengan gaji gede, tapi ujung-ujugnya anda kena tipu. Lebih baik nganggur toh? hehe.
Umumnya orang cari kerja itu hal lumrah. Tapi anak lulusan Sarjana Ekonomi itu sebaiknya jangan cari kerja. Loh kenapa? Waktu aku di wisuda, pak dekanku pernah berkata, bahwa lulusan Sarjana Ekonomi itu harus pintar membuka lowongan pekerjaan baru, bukannya malah menambah sesak/berebutan dengan pencari kerja sekarang. Karena pada waktu 4 tahun kuliah itu, sudah banyak dijelaskan oleh para dosen mengenai wirausaha, bisnis, cara mengelola keuangan, cara marketing, bahkan sampai investasi saham dan kurs. Itu merupakan pengetahuan/ilmu (modal) yang cukup buat membuka usaha sendiri.
Kalo pada akhirnya pas lulus hanya berakhir menjadi seorang PNS (zaman sekarang siapa yang tak tahu kalo mau masuk PNS harus bayar), atau jadi salesman?. Tapi serius, modal seorang SALESMAN (atau apalah namanya, marketing eksekutif lah, sales counter sales lah, biar kedengaran orang keren gitu) yang utama itu adalah PINTER BICARA (jago promosi). Soal strategi penjualan lah, perencanaan harga lah, pendistribusian baranglah, itu semua kan sudah ada yang ngatur? Siapa? ya mbos muw, atau manajermuw. Jadi situ tinggal ikut aja aturan main perusahaannya. Betul?
Yang anda perkaya itu isi kantong orang lain (bosmuw). Anda berjuang mati-matian siang-malam hujan-panas itu semua bagi kejayaan dan nama besar perusahaan, bukan nama anda sendiri (kecuali sudah level manajer, okelah). Ada beda yang cukup jelas antara PEWAGAI vs PENGUSAHA. Apa itu? Selengkapnya disini aja yah bacanya, capek ngetiknya. Cuma orang itu kadang mengartikan kata "pengusaha" itu sudah sukses, sudah jadi bos besar, kaya raya, punya perusahaan gede, dsb. Cara cepat dapat duit ya memang makan gaji, itu tiap bulan sudah ada salary tetapnya, dan 1 kata, TIDAK ADA RESIKO BANGKRUT.
Sudah jauh nih omongannya, oke sekian dulu."Padahal penjual bakso, penjual tahu isi, penjual pisang goreng, itu juga adalah seorang pengusaha lho! Ya, seorang pengusaha bakso, rangkap manajernya, sekalian jadi TUKANG DORONG GEROBAKNYA. wkwk. Malu? Inilah budaya orang Indonesia, PEMALU, bahkan terhadap pekerjaannya sendiri"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar