07 November 2012

Budaya Mapalus di Masa Kini

Kawasan pantai Boulevard Manado yang telah berjejer mall-mall besar merupakan bukti kemajuan Kota Manado
Secara umum kehidupan di Kota Manado sama dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Kehidupan perekonomian yang begitu menggeliat dalam satu dekade terakhir, ditandai dengan berdirinya mall-mall yang berjejer di sepanjang kawasan Boulevard Manado, menjadi bukti bahwa Kota Manado sudah mampu bersaing dalam jajaran kota besar di Indonesia.

Meski kehidupan dalam bermasyarakat di kota ini, baik dalam sistem ekonomi, sosial, politik dan hukum relatif sama dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia, tetapi ada satu hal yang mungkin tidak dimiliki mereka, yakni rasa kebersamaan dan tingkat toleransinya sangat tinggi. Makanya Kota Manado juga sering dijuluki sebagai kota teraman/terkondusif (sangat jarang ada kerusuhan atau aksi demo yang berujung tindakan anarkis).

Kota Manado memiliki keragaman suku bangsa dan budaya (antara lain suku Bantik, suku Sangir, suku Gorontalo, suku Mongondow, suku Arab, suku Babontehu, suku Talaud, suku Tionghoa, suku Siau, dan sebagainya), tetapi motto "Torang Samua Basudara" (kita semua bersaudara, tidak membeda-bedakan satu sama lain) selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat yang ada disini.

Dengan rasa kebersamaan dalam bermasyarakat itulah, yang akhirnya menumbuhkan budaya mapalus. Mapalus adalah bentuk gotong royong tradisional yang merupakan warisan nenek moyang orang Minahasa di Kota Manado. Mapalus sendiri merupakan suatu sistem prosedur, metode atau teknik kerja sama untuk kepentingan bersama oleh masing-masing anggota secara bergiliran. Mapalus muncul atas dasar kesadaran akan adanya kebersamaan, keterbatasan akan kemampuannya baik cara berpikir, berkarya, dan lain sebagainya.

Contoh kehidupan budaya bermapalus, misalnya bergotong royong dalam menanam padi
Arti Mapalus sendiri mulai mengalami perubahan seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Pada mulanya dalam masyarakat kuno, Mapalus masih mempunyai arti yang sama dengan "gotong-royong" karena tanah pertanian masih merupakan kepemilikan bersama. Akan tetapi karena perkembangan zaman masyarakat selanjutnya, dimana milik perorangan telah tercipta dan menonjol, maka arti Mapalus berubah menjadi "tolong-menolong".

Seperti sekarang, setiap anggota Mapalus berhak untuk mendapat bantuan dari anggota lain sebagai jasa karena dia sudah membantu anggota lain dalam melakukan pekerjaan baik di sawah, ladang, rumah, dan sebagainya. Selain itu, masih banyak contoh kehidupan ber-Mapalus yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat masa kini oleh semua orang, salah satunya adalah dengan memelihara ketertiban dan keamanan bersama.

Budaya Mapalus dapat diwujudkan dengan menjaga ketertiban dan keamanan bersama dalam bermasyarakat
Kehidupan dalam ber-Mapalus masyarakat di daerah nyiur melambai ini juga dimanfaatkan oleh Kapolda Sulut yang saat ini tengah menjabat, Brigjen. Pol. Drs. Dicky Atotoy lewat program "Mapalus Kamtibmas" yang bertujuan tak lain untuk menciptakan suasa yang aman dan tentram di tengah-tengah masyarakat. Program ini juga diharapkan agar semua lapisan masyarakat untuk bisa ikut berpartisipasi dan bekerja sama dalam menjaga ketertiban dalam lingkungannya.

Oleh karena itu, budaya Mapalus jangan dijadikan beban, atau sebuah keharusan, karena sebenarnya itu sudah melenceng dari artian yang sebenarnya. Mapalus harus dilandasi rasa keiklasan dalam melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama. Budaya Mapalus yang sangat luhur ini juga, bagus untuk ditiru sebagai contoh oleh daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia.

Mari terus budayakan Mapalus!

5 komentar:

Semut Kecil mengatakan...

Semoga menang Bos. :)
Good Luck!

Herman mengatakan...

Bro jangan ikutan ya..
Bisa2 saya kalah lho..

obat herbal amandel mengatakan...

Ayo terus lestarikan budaya asli indonesia : gotong royong, ramah tamah. Indonesia akan menjadi salah satu negara maju di dunia

Herman mengatakan...

Betul..
Itulah salah satu ciri khas bangsa Indonesia ini yang harus kita pelihara terus.

Anonim mengatakan...

Ternyata ngana ada ikutan lomba itu ley bro?
Sayangnya kelihatan skali kalo itu lomba rupa dorang so atur kwa.

Depe pemenang ca beres samua itu. Blog2 baru jadi samua itu yang juara, yang depe isi artikel cuma sadiki deng jarang di update.