18 November 2009

Kualifikasi Piala Asia 2011 Indonesia vs Kuawait 1-1

Guoblok! Sampai sejauh ini saya egk melihat adanya perubahan fundamental gaya bermain timnas SENIOR. Mau bukti? Lihat saja. Bung BENDOL YANG SESUMBAR KATANYA BISA MENGALAHKAN KUWAIT DI STADION GBK HANYA ISAPAN JEMPOL BELAKA. Dibabak pertama saja, baru 10 menit, CARA MAIN TARKAM SUDAH KELIHATAN DENGAN 2 KARTU KUNING. Bah!!!

Dibabak pertama, kedua kesebelasan cukup panas dan seimbang. Sempat terjadi insiden kecil di menit ke 25 dan wasit sempat mengentikan pertandingan sejenak. Serangan silih berganti, meski akhirnya Indonesia lebih dulu menceploskan gol di menit ke 45 melalui kaki Budi Sudarsono. Dan di babak ke dua menit ke 46, kartu kuning kedua yang membuahkan kartu merah untuk MR ISMED SOFYAN MENJADI AWAL PETAKA. Pola permainan yang sudah disusun pelatih untuk dijalankan di babak kedua seperti tidak ada gunanya. Hasilnya, timnas main NGACO DAN AKHIRNYA KEBOBOLAN di menit 72 melalui Ahmad Ajab.

Dengan ini Indonesia memang masih bisa lolos ke Piala Asia 2011, dengan catatan MENANG DI 2 LAGA SISA, TERMASUK MENANG DI AUSTRALIA! Dan menurut HEMAT SAYA, ITU SEPERTI MISION IMPOSIBLE. Saat ini Kuwait dan Australia sama-sama memuncaki klasmen dengan nilai 7, disusun Oman nilai 4 dan kemudian Indonesia dengan nilai 3.

Tapi menurut kesimpulan saya secara keseluruhan, Itu terjadi karena BUNG BENDOL yang KATRO memasang formasi 3-4-3. Sebenarnya saya sedikit curiga, pola ini sebenarnya TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN 5-2-3, dan KEMUDIAN BERUBAH MENJADI 5-4-1 APABILA TERTEKAN. Intinya, dia (Bendol) tidak mengubah kebiasaan buruknya yaitu HOBI BERTAHAN. Lihat 2 gelandang winger, Ismet Sofyan dan M. Ridwan (diganti Isnan Ali dibabak 1). Mereka itu tipe back winger dodol! Lebih cocok apabila bung Bendol memainkan 4-3-3, atau 4-4-2, yang intinya mempertahankan pola permainan gelandang.

Hasilnya, dengan pola ini, lawan kelihatan lebih berani menusuk ke daerah pertahanan Indnesia karena rapuh. Untung 2 x kena tiang gawang. Zzz… Saat menyerang pun, saya tidak melihat adanya 1 pola serangan yang dibangun baik dari kaki ke kaki. Yang saya lihat hanya serangan sporadis saja, dan sering memanfaatkan kecolongan pemain bertahan Kuwait juga. Hasilnya, Gol Budi “Cuma” memanfaatkan umpan thru pass dari Frirman Utina akibat pemain belakang Kuwait tidak disiplin.

Parahnya, pemain yang diturunkan semua, rata-rata berpostur TELETUBIES., ditambah BERMENTAL PREMAN DAN TARKAM. 5 KARTU KUNING + 1 KARTU MERAH JADI BUKTINYA! Kebiasaan bermain di Liga Indonesia membuat para pemain terus membawa cara bermain dengan tackling-tacling keras yang tidak perlu dalam merebut bola. Kalau di Indosia, wasit umumnya hanya “membiarkan” pemain seperti itu.

Hasilnya, MR ISMET SOFYAN menjadi biang kerok kekalahan. Saya rasa kita belum lupa kekalahan melawan Arab Saudi di Pengisihan Piala Asia 2007 lalu, dimana saat itu dimenit ke 80an, skor kita masih 1-1. Dan pelatih kepala saat itu, Ivan Kolev, juga TELEDOR MEMASUKKAN PEMAIN SIAL SEPERTI INI. Hasilnya, dia baru masuk 2 menit, sudah bikin tendangan bebas dengan tackling gugupnya, dan akhirnya malah membuahkan gol bagi tim Arab Saudi. Kali ini, pemain “Tarkam” ini malah berulah dengan mengacaukan SELURUH STRATEGI PELATIH YANG AKAN DITERAPKAN DI BABAK KE II HANCUR BERANTAKAN. Saya sangat prihatin jika pemain seperti ini terus dibiarkan bermain dalam timnas, bahkan klubnya sendiri.

Sepanjang babak ke dua, timnas Indonesia terus tertekan, dan bermain bertahan. Belasan terndangan dilancarkan oleh Kuwait. Payahnya, pelatih kepala Bendol malah memilih dengan bermain AMAN dengan menarik Bambang dan diganti dengan.pemain bertahan Moh.Latif (timnas U-23). Bah! Pola permainan malah menjadi 5-2-2, dengan sekaligus memasang 4 back posisi sentral. Sungguh lelucon sekali, seperti ketakutan. Padahal, dengan dijalankannya strategi ini, permainan akhirnya berbalik 180 derajat, dan kita seperti tinggal menuggu waktu saja untuk dibobol lawan.

Maka dari itu, MENURUT SAYA, untuk memperbaiki kualitas timnas yang ada, harus diambil langkah-langkah, yaitu:

1. BUNG BENDOL, SAYA HARAP MAU BERBESAR HATI UNTUK MENEPATI JANJINYA, YAITU MUNDUR DARI TIMNAS APABILA INDONESIA GAGAL LOLOS KE PIALA ASIA 2011!
2. Copot Nurdin Halid dari kepengurusan ketua PSSI. Ingat, loe sudah berapa tahun disana, dan apa prestasimu. Liga BLI lu gonta ganti semuamu statusnya bahkan sempat 2 x DITIADAKAN DEGRADASI. Lu xxxxxxx ya?
3. Matangkan pemain timnas junior U-19 sekarang ini. 2 tahun mendatang, pas mereka mununaikan tugas 4 tahun berlatih di Uruguay, Saya mengusulkan agar ke 25 pemain junior ini LANGSUNG DIANGKAT KE TIMNAS SENIOR.
4. Mengingat pemain timnas saat ini sudah mentok kemampuan dan moralnya, sudahi saja BLI. Kompetisi tidak akan menghasilkan bintang apa-apa. Kalaupun dilanjutkan, toh tidak mengapa, karena kita sudah punya pemain timnas sendiri. Nantinya saying aja bagi pemain lain, sudah capek main bagus, tapi egk kepanggil timnas.

Sekian saja usul saya kali ini. Dan mungkin usul dari saya akan sama juga seperti pendukung-pendung timnas Indonesia yang lain yang menginginkan perubahan timnas Indoensia agar menjadi lebih baik.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju boss...
emang si biang kerok Mr. Ismet "Dudul" Sofyan itu bikin sewot seluruh pendukung timnas indonesia...
benar2 ga layak "preman" kayak dia masuk timnas.
ga perlu diragukan tendangan bebasnya memang berbahaya, tapi mental premannya juga menghancurkan harapan indonesia untuk "bicara" di level dunia ...
jadi sia - sia gol tunggal budi sudarsono....
orang kayak ismet memang layak dicaci maki dengan tekel kerasnya yang ga perlu dan menghancurkan perasaan dan harapan bangsa indonesia melihat timnas bermain di level dunia
***
Indonesia Piala Dunia 2022??
kelaut jah ....

Herman mengatakan...

Seharusnya gaya bermain TARKAM sudah tidak diperbolehkan lagi digunakan di Liga Indonesia dan Copa Indonesia.

Karena ujung2nya pemain akan bermental bobrok, lihat lawan pegang bola main tekel aja, dalam hati mungkin masing2 pemain bergumam, hhmm, pasti wasit cuma akan ngasih peringatan saja.

Ya! Kalo wasit katronya asal Indonesia. Kalo wasit asing, jangan tes, ibarat "dont try or RED CARD"!