09 Juli 2014
Rahasia Jerman Kalahkan Brazil 7-1 di Semifinal Piala Dunia 2014; Regenerasi Skuad!
Entah bagaimana perasaan para pendukung Brazil di seluruh dunia, terlebih khusus bagi penduduk Brazil sendiri. Di hadapan 60 ribu suporter yang memadati stadion Estadio Mineirao, Belo Horizonte, Brazil di lindas Panzer dengan skor telak 7-1. Ini jelas meluluh lantakkan tradisi sepakbola yang selama ini mereka bangun. Kiper Julio Cesar juga menjadi bahan olok-olok media yang dianggap tidak becus bermain pada laga itu. Brazil jelas kehilangan 2 sosok sentral di lini belakang (Tiago Silva) dan lini gelandang serang (Neymar Jr); dan itulah yang membuat mereka goyah.
Ketergantungan Brazil pada 2 pemain ini sudah terbukti dengan bagaimana hancurnya gaya permainan Brazil yang berubah menjadi permainan yang biasa-biasa saja. Kalau di game PES, Mereka seperti kehilangan seorang DF Leader dan Talisman. Selain 2 pemain ini, Brazil juga dianggap belum cukup mendapat ujian yang sesungguhnya semenjak babak penyisihan, perdelapan final dan perempat final karena hanya bertemu dengan negara-negara medioker. Bandingkan dengan Jerman yang dilaga pembuka sudah bertemu Portugal dengan C.Ronaldo nya dan Prancis pada perempat final.
Sebenarnya, kunci sukses negara Jerman di ajang-ajang internasional seperti Piala Dunia dan UEFA EURO adalah pada regenerasi skuad. Pasca hancur di Piala dunia 1998, Bundesliga langsung membuat regulasi yang mewajibkan setiap klub profesional Jerman wajib memiliki kesebelasan junior, mulai U-15, U-17, dan U-19. Dari sana lahirlah generasi Lahm, Schweinsteiger, Podolski, dsb (2006); lalu terus berlanjut pada generasi Ozil, Khedira, Muller dan Kroos, dsb (2010), lalu muncul lagi generasi Reus, Gotze, Schurrle, dsb (2014). Itu belum termasuk Klose yang menjadi pemain veteran sejak 2002.
Belum habis era generasi emas diatas, Joachim Low menyertakan "adiknya" lagi seperti Julian Draxler, Christoph Kramer, Shkodran Mustafi, Matthias Ginter, dsb (2014). Kita akan terus menyaksikan generasi emas Jerman yang seolah-olah tak ada habisnya. Dan ingat, pada Piala Dunia U-19 tahun lalu Joachim Low melarang pelatih Tim Jerman menyertakan pemain muda yang sudah aktif bermain di klub profesional seperti Gnabry di Arsenal, dsb. Yang boleh ikut hanya pemain yang bermain di liga Bundesliga junior.
Bandingkan dengan liga Inggris atau liga Spanyol yang jumlah pemain asing nya begitu membludak, membuat perkembangan pemain junior mereka sedikit terhambat akibat harus bersaing untuk mendapatkan tempat di tim inti. Akhirnya mereka sangat bergantung pada pemain-pemain senior mereka. Brazil saya kira skill para pemainnya cukup merata, hanya sifat ketergantungan pada beberapa pemain bintang sehingga mereka cepat lambat akan sama seperti Portugal (C.Ronaldo) atau Argentina (Messi).
Sebagai tambahan, sejak tahun 2006 Jerman selalu sukses masuk babak Semifinal di ajang Piala Dunia dan EURO. Itulah hasil dari pembinaan para pemain muda yang mereka tuai. Dengan ini siapa pun lawan yang akan dihadapi di laga Final, baik Belanda atau Argentina, saya kira Jerman akan masih diunggulkan meski tipis; terutama Argentina yang sangat Messi sentrisme ditambah dengan lini pertahanan nya yang bocor kemungkinan bisa bernasib sama dengan Brazil.
Semoga Jerman bisa menjadi juara Piala Dunia yang ke 4 kalinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar