
Baru dapat kabar setelah membaca dari media detik dot com, rupanya utang pemerintah Indonesia sekarang makin gemuk. Wah, sudah mirip kayak orang donk, hehe. Konon kabarnya total utang pemerintah Indonesia hingga akhir tahun 2011 mencapai angka Rp 1.803,49 triliun atau naik Rp 126,64 triliun dalam setahun, dibandingkan tahun 2010 yang mencapai Rp 1.676,85 triliun. Jika dihitung secara rasio terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), utang pemerintah Indonesia juga naik dari 26% di tahun 2010 menjadi 28% pada akhir tahun 2011.
Tapi jika dilihat dari rasio utang atau debt to GDP (Gross Domestic Product) , utang pemerintah Indonesia bisa dibilang masih relatif rendah untuk ukuran internasional. Namun persoalannya, benarkah tambahan utang itu diperlukan dan efektifkah penggunaannya? Fakta yang terjadi di lapangan menyimpulkan tiga hal :
1. Utang itu habis untuk konsumsi birokrasi di APBN dengan daya serap yang rendah. Dengan kata lain, utang seolah-olah membiayai perilaku konsumtif dan inefisien di birokrasi.
2. Utang tersebut umumnya utang mahal sehingga pembayaran bunganya juga kemahalan, yang dimana hal ini berarti pemborosan.
3. Sebagian utang tersebut bukan untuk proyek-proyek infrastruktur yang produktif.
Jika terus dijalankan dengan pola Manajemen utang yang sekarang, yang akan berpesta pora adalah para birokrat dan calo-calo utang, baik orang asing maupun lokal. Ujung-ujungnya, utang pemerintah yang ditimbulkan akibat ulah para TIKUS KORUPTOR ini akan mencekik rakyat kecil. Nah, bagaimana cara memperkecil hutang Indonesia yang sekarang? Kasih masukan pembaca di form komentar dibawah!