20 Agustus 2017

Ketika Sentimen Antar Negara Dibawa Ke Olahraga

Pertandingan Indonesia melawan Timor Leste yang berakhir dengan skor 1-0 benar-benar dibayar mahal. Diawal pertandingan, komentator SCTV yang begitu yakin Indonesia bisa menang 4 gol seperti Vietnam, malah hanya berakhir 1-0 seperti yang dialami Thailand. Dikiranya, Timor Leste kayak 15 tahun lalu yang bisa dibantai seenaknya.

Hasilnya? Kalau bukan penampilan bagus Hansamu Yama cs di barisan belakang, Indonesia bisa kebobolan paling sedikit 2 gol. Pemain2 Timor Leste yang punya speed dan dribbling yang bagus benar2 menjadi lawan yang sepadan bagi timnas yang mengandalkan kekuatan serupa.

Meski menang, tapi dibayar mahal dengan cideranya kiper utama Kartika Ajie menit 67, dan kartu kuning Evan Dimas menit 94 karena insiden perkelahian di menit 93. Hal ini tentu akan merugikan tim yang hari selasa lusa, akan berhadapan dengan tim kuat Vietnam.

Kenapa akhirnya PECAH? Karena Malaysia yang memimpin laga ini dengan perwakilan wasit dan asisten wasit 1 (ganyang malaysia era 1960-an) dan Timor Leste (era militer 1999) keduanya PUNYA DENDAM KESUMAT DENGAN PEMERINTAH INDONESIA. So, adik2 Timnas kita yang harus menerima "buahnya".

Berkali2 pemain Timor Leste bermain kasar, mengangkat kakinya tinggi2 sehingga berpotensi mencederai pemain kita, malah terus menerus dibiarkan wasit asal Malaysia. Evan Dimas yang menjadi korban dengan didorong dan ditendang oleh 2 pemain Timor Leste saat insiden perkelahian menit 93, malah dianggap bersalah dan diberikan kartu kuning karena dianggap memprovokasi.

Belum lupa, bahwa kemarin sempat heboh di internet, ketika Menpora kita meng-unggah foto dimana bendera Indonesia salah cetak (terbalik seperti bendera Polandia) di buku panduan official Seagames 2017, dan direspon oleh Menpora nya Malaysia dengan meminta maaf.

So, akhirnya dendam2 antar Negara pada jaman dulu akhirnya akan terus berlanjut di lapangan atlet.

Tidak ada komentar: