20 Oktober 2016

Pengalaman Mencari Penerjemah di Projects.co.id

Perayaan Imlek tahun depan akan jatuh pada 28 Januari 2017. Yup, artinya sisa 3 bulan lagi etnis Tionghoa di Indonesia akan merayakan tahun baru 'sesungguhnya'. Biasanya kalau sudah menyangkut tahun baru, pasti banyak yang ingin mengetahui peruntungannya lewat shio.

Untuk itu, Tionghoa.INFO yang sepanjang tahun 2016 ini sukses menembus halaman 1 dalam hal kata kunci 'ramalan shio 2016' dan sejenisnya di search engine, seperti Google dan Bing, bertekad untuk kembali mengulang kesuksesan itu pada tahun Ayam Api mendatang.

Nah, untuk mewujudkan itu, kita perlu bahan contekan. Jujur saja, penulis2 Tionghoa.INFO bukan seorang ahli nujum/peramal. Jadi kita hanya mencari referensi artikel berbahasa asing yang kredibel akan pembahasan tentang ramalan shionya, untuk selanjutkan akan kita translate. Tentu, dengan meminta izin terlebih dahulu pada situs tersebut, dan nantinya akan diberikan credit berupa catatan link sumber aktif didalamnya.

Inilah proyek Tionghoa.INFO yang telah di publish.

Mengingat jumlah artikel yang akan kita terjemahkan cukup banyak kali ini, maka kita putuskan untuk menyewa jasa translator, dengan cara open bid di Projects.co.id. Ini pertama kalinya kita menggunakan ini, dan situs startup seperti ini cukup membantu. Idenya mirip dengan situs lain berbahasa inggris yang menawarkan jasa serupa; menghubungkan pencari kerja (worker) dengan pemilik kerja (owner).

Jumlah waktu yang kita tetapkan untuk menjaring calon penerjemah adalah 2 hari, dan jumlah tawaran yang masuk sejauh ini sudah 80 worker. Tidak mudah untuk memutuskan, karena hanya satu (1) saja yang nantinya terpilih. Beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan kita adalah :

1. Menerjemahkan tentu menjadi hal yang biasa sekarang, apalagi dengan adanya Google Translate atau sejenisnya. Namun Ini bukan bahan terjemahan umum, ini adalah artikel tentang Shio, dimana (1) DIKSI atau pemilihan kata sangat bermain didalamnya; dan (2) TAFSIRAN kalimat juga menentukan. kenapa perlu ditafsir? karena kita tidak ingin membuat artikel yang gaya penulisannya seperti robot terjemahan, kasar dan sulit dimengerti; karena diterjemahkan mentah tanpa mengubah struktur kalimatnya.

2. Banyak tawaran yang masuk dari worker yang (maaf) berpakaian Muslim. Bukan mau rasis, dan sejatinya kita tidak pernah membedakan Agama apapun. Sebagai buktinya, kita tetap ambil sample tiga (3) orang dari mereka, dan kita berikan sampel artikel untuk diterjemahkan. Hasilnya memang terjadi multi tafsir, salah dalam pemilihan kata, dsb.

Kita tidak menyalahkan bahwa terjemahan mereka salah, namun mengingat terjemahan ini memerlukan tafsiran tinggi berdasar pandangan etnis Tionghoa, tentu akan lebih cocok jika worker yang berpengalaman mengerjakannya, karena biasanya mereka sejak kecil mungkin hingga sekarang banyak membaca ramalan shio, jadi akan lebih cocok.

3. Diantara para worker, ternyata memiliki bakat peramal. Mereka banyak menambah kata inti yang tidak terdapat pada artikel pokok. Hal ini dapat ditoleransi untuk membuat kalimat menjadi enak dibaca/dimengerti. Namun apabila maknanya telah lari/bergeser, tentu akan mengurangi penilaian dan meniadi bahan pertimbangan.

4. Selain itu, ada juga worker yang hanya mengerjakan 20%-30% artikel sampel yang kita berikan untuk diterjemahkan. Meski terjemahan dari mereka cukup baik, namun apakah adil dengan worker yang rela menerjemahkan 100% artikel sampel; tanpa diimingi jaminan diterima? Bagaimana bisa membandingkan terjemahan mereka hanya dengan modal 20-30% tersebut?


Tidak ada komentar: