11 Oktober 2016

Gudang JNE Manado Penuh Tikus; Di Google Ternyata Banyak Keluhan Masyarakat?

Nama besar JNE ternyata tidak menjamin semua konsumen akan puas. Hal ini dapat dilihat dari halaman search engine Google dengan kata kunci 'JNE Kantor Cabang Sulawesi Utara ULASAN'. Banyak masyarakat pengguna jasa ekspedisi ini yang komplain rupanya. Sejauh ini, dari total 73 ulasan, JNE cabang Manado hanya mendapat nilai rating 1,6 dari nilai tertinggi 5. Artinya sekitar 90% konsumen hanya memberi rating 1 pada perusahaan ekspedisi ini.

Apakah ini karena di daerah Manado kurang pesaing jasa ekspedisi? Jadi terkesan 'monopoly' pasar. Tercatat selain JNE, hanya ada opsi TIKI, POS Indonesia, Wahana, Fedex dan DHL saja yang beroperasi (catatan untuk 2 nama terakhir jarang dipakai oleh toko online jadi diabaikan)?

Screen shoot Rating JNE Manado buruk dimata Google. 100% Fakta!
Mengenai keluhan konsumen yang lain, misalnya berupa :

1. Kasus barang hilang di kurir JNE, namun pihak JNE terkesan lepas tangan karena menganggap barang sudah di kurir, jadi kurirnya yang harus tanggung sendiri.

2. Kurir JNE enggan mengantar ke luar kota atau jauh dari gudang.

3. Kalaupun akhirnya barang dengan tujuan luar kota akan dikirim, akan memakan waktu yang lebih lama dari durasi maksimal JNE.

4. Kurir JNE malas kembali mengantar apabila barang yang sudah pernah diantar namun rumah dalam kondisi tutup, jadi konsumen harus mengambil sendiri ke gudang.

5. Setelah sampai di gudang untuk ambil paket barang sendiri, petugas JNE terkesan angkuh (marah-marah) pada konsumen. Padahal antrean  konsumen yang datang mengambil sendiri di Gudang JNE Manado itu mencapai ratusan orang per hari, terutama hari senin dan pasca libur/tanggal merah.

6. Satu-satunya nomor telepon lokal layanan kurir JNE Manado di nomor 0852-3040-3131 sulit dihubungi (ya iyalah karena hanya 1 nomor, pakai handphone biasa lagi). Jika telah tersambung, apabila menelepon pada jam makan siang maka akan disuruh telepon lagi 1 jam kemudian. Nomor telepon akan menjadi TIDAK AKTIF selepas jam kantor (bukan layanan 24 jam).

7. Terjadi penumpukan paket barang di gudangnya yang beralamat di Jalan SamRatulangi (Tanjung Batu). Tidak tahu mau diapakan barang2 yang tertahan itu.

Lebih lengkap silahkan baca ulasan masyarakat di halaman Google berikut (100% FAKTA!) : Layanan JNE Manado buruk.

Pengalaman Terburuk Saat Menggunakan Kurir JNE

Nih sekalian saya tambahin lagi  ulasan dengan 1 bintang, kalau ada bintang 0 saya pasti kasih dah. Biar sekalian engga naik-naik rating JNE nya. Berikut pengalaman saya pada 11 Oktober 2016 dengan step-step penjelasan :

1. Barang pesanan yang saya pesan (berupa produk susu kemasan) dari salah satu toko online tercatat di server/JNE Track sudah tiba di gudang (status JNE Track : Received at warehouse Manado) pada 10 Oktober 2016 sekitar pukul 01:00 malam.

2. Lalu pada hari ini, 11 Oktober 2016 sekitar pukul 10:00 barang yang diantar oleh kurir, kemasan dus nya sudah bocor dan ditemukan 2 saset bocor dimakan TIKUS. Yup, TIKUS. Itu kata kurirnya. Dan memang tampak seperti sudah di bor oleh tikus.

3. Saya sebagai konsumen mengambil kesimpulan bahwa gudang penampungan barang JNE yang berada di jalan SamRatulangi (Tanjung batu) itu bisa jadi tempat SARANG TIKUS. Lihat saja kondisi gudangnya (berbentuk rumah pribadi 1 tingkat yang kemudian dijadikan gudang) yang berada di bawah permukaan aspal jalan dan terkesan tidak terawat.

Beda jauh dengan kantor perwakilan mereka yang berbentuk ruko 3 tingkat; tepat berada di seberang jalan, depan gudang sialan itu. Apa mereka tidak punya uang untuk menyewa gudang atau ruko untuk menampung barang kiriman? Dengan kondisi gudang yang tidak terawat seperti itu, bukan hal aneh apabila terdapat banyak tikusnya.

Yang saya kecewa :

Tampak screen shoot status pesanan saya di JNE Track. Nomor resi tidak dihilangkan karena dalam beberapa hari biasanya otomatis terhapus sistem
4. Kurirnya terkesan lepas tangan, bilang itu bukan urusan mereka karena mereka hanya kurir. Kalau mau tuntut/komplain, silahkan datang sendiri ke kantor perwakilannya, yang berada di Ruko depan gudang mereka.

5. Sampai di kantor, keputusan akhir mereka hanya mau mengganti 2 pcs yang bocor tersebut. Itupun bukan mereka yang mau ganti, melainkan JNE tempat daerah asal pengiriman saya dilakukan. Mereka hanya mengeluarkan faktur/nota rujukan bahwa terjadi komplain akibat barang rusak sebagian.

Padahal saya sempat berargumen minta ganti rugi 10x lipat biaya pengiriman, namun mereka beralasan itu hanya dapat dilakukan apabila BARANG HILANG. Jadi kalau barang rusak sebagian seperti ini, ya hanya akan diganti sesuai yang rusak.

6. Mereka tidak mau menjelaskan kapan akan diganti. Dari info yang saya baca di blog orang, hal-hal yang menyangkut komplain bisa memakan waktu sampai sebulan. Ini bukan masalah nonimalnya. Berapa sih harga 2 bungkus saset susu kemasan? Namun ini soal kualitas pelayanan. Siapa sih yang mau menitipkan barangnya di gudang yang terdapat tikus? Salah satu teman saya sempat berkata :


"So nimbole jaga kirim barang makanan sadap, tako jang tikus pa dorang pe gudang dapa ciong kong, gigi sampe bocor tu kemasan"

Untung paket kiriman saya pakai sistem saset/kemasan, jadi bisa dihitung jumlah rusaknya. Nah kalau misalnya kayak kue kotak gitu, apa mereka hanya mau ganti bagian yang dimakan sama si TIKUS nya saja? Apakah kita masih berani makan sisa kue yang tidak digigit tikus?

Atau misalnya dus kotak peralatan gatget seperti smartphone, apa kita sebagai konsumen masih mau terima barang baru, namun dus nya sudah berlobang karena digigit tikus?  Sori, saya juga seorang penjual online, jadi bisa menilai sebuah case dari 2 sudut pandang, pembeli dan penjual yang sama-sama tidak mau rugi. Sistem belanja online seperti ini memang melibatkan 4 kaki/pihak, yakni :

1. Pembeli
2. Penjual
3. Pemegang uang (Mall online)
4. Kurir

Dan apabila barang rusak, penjual biasanya akan mengarahkan pembeli untuk melakukan komplain ke Kurir pengiriman. Sementara pihak pembeli tahunya mereka terima barang yang rusak/cacat, dan pingin barang diganti dengan yang baru oleh penjual.

Pertanyaannya, apakah penjual mau rugi dengan mengganti barang baru? Apalagi ini jelas kemasan plastik pembungkus JNE dan bubble wrapnya bocor dari luar digigit tikus, beda jika produk rusak dari dalam, ada kemungkinan penjual yang gagal packing.

Dari sisi pemegang uang, jika pembeli melakukan komplain, sudah tentu uang akan ditahan, dan penjual menjadi sakit kepala. Pembeli juga jadi urang-urangan karena barang rusak. Bagi mereka, semakin lama uang mengendap di rekening ya semakin bagus.

Tidak ada komentar: