18 Desember 2016

Akhirnya TIMNAS Meraih Gelar 'Runner Up' ke 5 di Piala AFF

Kalah 2-0 di Thailand membuat agregat gol menjadi 3-2. Tidak ada yang perlu disalahkan. Ini sudah pencapaian terbaik dengan kondisi liga yang baru pulih dari sanksi FIFA, perekrutan pemain dibatasi 2 orang per tklub, sehingga coach jarang melakukan rotasi karena adanya perbedaan jarak kualitas pemain.

Ada yang bilang pertahankan kerangka tim 100%. Saya tidak setuju, yang bilang itu pasti orang awam, tidak paham sepakbola Indonesia. Faktanya hanya 50% saja yang dapat dipertahankan.

Anda harus lihat faktor Umur juga. 70% usia pemain timnas rata2 saat ini sudah mencapai puncak keemasan (26+). Artinya 2 tahun lagi sudah masuk fase penurunan. Hanya 30% yang masih dibawah 25 tahun. Tentu harus cari lagi pemain muda dan baru. Mumpung timnas 'direstui' Menpora ke SEAGAMES 2017, ini bisa jadi ajang seleksi untuk KERANGKA TIMNAS yang sebenarnya tahun depan.

TIMNAS yang kuat harus dibangun dari bawah (pemain muda). Sama jika anda main Fantasi Manager, pemain muda lebih cepat perkembangannya, sementara pemain tua sudah mencapai sisi mentok. Lihat Thailand yang sekarang itu jadi bagus karena dibangun dari level SEAGAMES (U-23 nya).

Jangan ambil pemain instan seperti Lerby Eliandry Pong Babu lagi. Yup, sudah usia 25 tahun tapi skillnya hanya 30% Boaz Salosa? Mau jadi apa dia nanti? TUMPUL dan TAKUT menahan/mengolah bola. Ini contoh pemain instant. Apa boleh buat, waktu seleksi terbatas sementara ajang AFF sudah dekat.

Contoh lainnya Zulham Zamrun. Dengsn usia 28 tahun sementara skill hanya 32,5% dari Andik. Mau jadi apa lagi dia? Bisa Anda tonton gaya bermainnya AFF kemarin. Benar2 jelek dan tidak bisa menahan bola. Ke 2 pemain dengan nomor punggung 'hebat' 9 & 10 ini benar2 tidak berguna dalam timnas kelak.

Kiper Kurnia Meiga juga. Saya akui ybs melakukan keputusan yang tepat dengan men-tekel pemain Thailand di final saat hanya tersisa 1 lawan 1. Dia juga akhirnya menggagalkan pinalti Terasil Dangda pada laga itu. Tapi dengan catatan kebobolan 2,25 untuk 8 macth (7 macth AFF, termasuk laga ujicoba lawan vietnam terakhir) merupakan catatan TERBURUK untuk seorang kiper sekaliber timnas.

Kiper itu ukurannya bukan caps; melainkan seberapa sering melakukan penyelamatan dan clean set laga. Solusinya coba ganti kiper ke 2 saat ini. Dari awal saya (dan penggemar timnas + komentator RCTI) sudah curiga ybs itu pemain titipan Arema Cronus (ketuanya merangkap wakil 2 PSSI). Masa kiper baru pulih cidera langsung dimainkan? Tujuannya biar saat balik ke klub tidak perlu adaptasi lagi?

Tugas PSSI lainnya adalah membatasi jatah pemain asing menjadi 3 orang, agar pemain muda lokal mendapat kesempatan bermain. Jangan 1 tim isinya 5 striker;  atau 3 striker 2 gelandang serang. Lalu pemain lokalnya cuma dapat tugas jaga benteng dan penghangat bangku cadangan? Kasian sekali.

Tidak ada komentar: