10 September 2015

Kejadian Warnetku

Hari ini ada ibu-ibu muda datang ke warnet. Bodynya sih bohay, hehehe. Dia datang buat kerjain tugas anaknya; yakni membuat sketsa gambar di microsoft paint. Namun si ibu malah mencari gambar-gambar sketsa di search engine Google. Saat akan mengeprint nya di meja biling, saya bertanya :

Saya :  "Ibu ini anaknya kelas berapa?"
Ibu : "Kelas 1 SD pak"
Saya : "Sekolah di mana?"
Ibu : "Di MIS pak"

Dalam hati saya bergumam, tujuan guru nya memberikan tugas ini kemungkinan untuk mengasah otak si anak (baik kemampuan motoriknya atau mungkin kecerdasan emosionalnya; atau apalah pokoknya untuk usia anak seumurannya); eh ini malah otak si Ibunya yang diasah. Saya tahu orang tua pasti ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah yang terbaik. Tapi kalau tugas-tugas si anak dikerjain sama orang tua akibat si anak kebanyakan tugas atau si anak tidak tahu mengerjakan tugasnya, apa gunanya si anak disekolahkan di sekolah yang terbaik?

Ingat bahwa tidak semua sekolah cocok untuk si anak. Nantinya si anak terkesan dipaksakan karena kemampuannya memang tidak setinggi teman-temannya di sekolah. Ini sama saja anak "level" reguler namun dipaksakan masuk ke kelas binsus alias binaan khusus; yang biasanya 6 tahun baru lulus SD menjadi 5 tahun lulus; atau di tingkatkan lanjutnya 3 tahun SMP dan SMA menjadi 2 tahun saja. Saat akan selesai nge-print, si ibu bertanya :

Ibu : "Pak, ini kira-kira diketahui sama gurunya engga?"
Saya : "Kalau gurunya teliti pasti ketahuan" (dalam hati bergumam : wong engga mungkin anak umur 5-6 tahun menggambar di komputernya sebagus itu. Gua aja aja udah tua gini kalau disuruh gambar di paint malah lebih mirip gambaran anak SD).
Ibu : "Iya ya pak, abis nih gurunya kasih tugas nya kelewatan, harusnya tugas ini untuk kelas 6 SD eh ini malah kelas 1 yang dikasih"
Saya : (diam saja; dalam hati kembali bergumam : lho siapa suruh masukin anaknya ke sekolah "level" tinggi, itu resikonya, si anak harus mempu mengimbangi level materi yang diberikan, kalau engga ya akan makin ketinggalan dan lama-lama si anak malah tidak tahu apa yang sedang dipelajarinya. Jangan samakan dengan zaman dulu kita sekolah, dimana belum ada alat-alat teknologi canggih seperti komputer, smartphone, tablet, dsb. Dulu kelas SD itu menggambarnya ya di buku menggambar, dan kebanyakan yang di gambar adalah gunung kembar wkwk)

Tidak ada komentar: