Telkom oh Telkom

Telkom oh Telkom



Musim hujan akhirnya datang. Persediaan airpun mulai banyak, sehingga listrik mulai lancar kembali. Pemadaman bergilir pun perlahan-lahan mulai ditiadakan. Tapi kini malah timbul masalah baru yang tak kalah parahnya dengan tidak adanya listrik, yaitu jaringan Telkom (speedy) malah lebih sering putus (trouble). Gara-gara sering hujan disertai badai dan kilat, tiang/tower telkom banyak mengalami gangguan. Masalah kabel putus dan tiang roboh menjadi alasan klasik pihak telkom dalam menjawab keluhan para konsumennya. Kadang-kadang ditelpon kebagian layanan konsumen pun sudah tidak diangkat lagi, padahal terdengar nada masuk. Kalo listrik mati, masih bisa disiasati dengan membeli genset. Tapi kalo jaringan (internet) putus disiasati pake apa? Mau ganti providerpun sama saja, sama-sama ada gangguan, alias gangguan masal. Belum biayanya juga.

Huh, dasar! Perusahaan milik Negara sudah tidak ada lagi yang beres. PLN mengeluh sering mati lampu gara-gara PAM tidak mengairi turbin/geberator PLTA nya dengan air. PAM mengeluh sering mati air gara-gara PLN tidak memberi pasokan listrik untuk menghidupkan mesin pompanya untuk mengairi air ke konsumen. Telkom pas musim hujan datang, malah menyalahkan alam gara-gara tiang/tower jaringannya kesambar kilat atau roboh akibat angin kencang. zzz..Payah! Padahal kalo terlambat bayar saja sehari, baik tagihan air, listrik, ataupun telepon langsung diputus. BAH!